Tidak terbersit sedikit pun sebelumnya dia akan mendapatkan kesempatan berkunjung ke Negeri Paman Sam, Amerika Serikat. Bermimpi untuk bisa kesana saja seolah tidak berani dia lakukan. Dia meninggalkan tanah air Indonesia, November 2016, bersama regu binaannya untuk ke negeri yang saat itu masih dibawah kepemimpinan Presiden Amerika Serikat Barack Obama.
Faridatul Mutmainah, namanya. Dia pembina regu putri juara Indonesia Scouts Challenge Province Championship Jawa Timur 2016. Bersama 10 orang penggalang putri regu Asoka dari Gugusdepan KH Hasyim Asy’ari pangkalan SD Islam Tompokersan Lumajang yang dibinanya, Kak Farida, begitu dia biasa dipanggil, terbang ke Amerika Serikat sebagai hadiah regu juara.
Kak Farida, yang lahir di Lumajang pada 15 Juni 1992, juga bukanlah Pramuka yang tanpa prestasi sebelumnya. Saat masih Pramuka penegak, dia pernah menjuarai Lomba Pionering Penegak se Jawa Timur 2010. “Tapi saya baru ikut perlombaan Pramuka sebagai pembina baru pada Indonesia Scouts Challenge 2016 ini,” kata Kak Farida.
Pertama kali ikut serta perlombaan dan menjadi juara, dengan ribuan jumlah regu peserta, tentunya sangat istimewa. Dia merasa mendapat dukungan dari mental juara gugusdepan Pramuka yang dibinanya. Gugusdepan KH Hasyim Asy’ari 0756 pangkalan SDI Tompokersan Lumajang termasuk langganan juara. Pada East Java Scouts Challenge 2015 lalu, regu putri dari gugusdepan ini menjadi juaranya dan mendapat kesempatan terbang ke Amerika Serikat juga.
Gugusdepan Pramuka SDI Tompokersan Lumajang memang langganan juara, tetapi tidak dengan anak-anak Pramuka yang menjadi anggota regu Asoka yang dibina oleh Kak Farida. “Adik-adik sempat merasakan minder ketika akan bertanding pada tingkat provinsi. Satu sisi mereka juga khawatir tidak bisa membawa harum nama sekolahnya seperti yang berhasil dilakukan senior mereka tahun sebelumnya,” terang Kak Farida yang juga sebagai guru Bahasa Arab ini.
Kak Farida menjelaskan bahwa semangat adik-adik binaannya bangkit pada kejuaraan Jawa Timur itu setelah mendapatkan emas pertama dari sesi lomba pionering. “Pada permainan atau olah raga tradisional Gobak Sodor regu kami mendapatkan medali bronze. Kami down (patah semangat) lagi,” jelas Kak Farida yang tinggal di Randuagung, Lumajang.
Regu Asoka binaan Kak Farida kembali merasakan pada puncak semangat setelah mendapatkan emas pada sesi lomba Bahasa Inggris, Lipat Karpet dan Halang Rintang. “Pada sesi lomba Harta Karun, regu kami dalam keadaan sangat down karena hanya mendapatkan 1 harta karun dan tidak berhasil mendapatkan medali sama sekali,” terang Kak Farida.
Pada tahap terakhir Golden Scout dengan hanya menyisakan 5 regu terbaik, Kak Farida sempat merasakan sangat gugup. “Saya sampai tidak bisa berucap harus menyaksikan adik-adik bertanding di atas panggung besar. Bahkan ketika itu saya terdiam ketika diajak ngobrol orang pada sesi itu,” lanjut Kak Farida.
Dari proses panjang persiapan panjang regunya hingga hari ini berangkat ke Amerika Serikat banyak hikmah yang dipetik oleh Kak Farida. “Hasil tidak akan mencederai proses. Semakin serius kita berproses, maka hasil yang akan kita dapat juga akan semakin bagus,” terang Kak Faridatul Mutmainah.
Kak Farida juga senantiasa mengajak adik-adik binaannya untuk mengawali dan mengakhir setiap usaha dengan berdoa. “Kami barengi juga dengan membanyak sholawat. Kami berdoa agar senantiasa dimudahkan dalam urusan. Sebab, apapun hasilnya sudah di luar kekuasaan manusia,” pungkas Kak Farida. (ron)