Perkemahan bersih adalah impian setiap individu yang berkemah. Namun, umumnya setiap gelaran perkemahan selesai, sampah sisa berkegiatan akan menggunung dan tidak jarang berserakan di sebarang tempat. Jenis sampahnya pun organik dan non organik.
Dalam perkemahan yang hanya setingkat sekolah, potensi timbulnya sampah berserakan sangat mungkin terjadi. Sehingga, tak jarang di akhir perkemahan, panitia kegiatan menerapkan operasi semut atau operasi bersih-bersih bersama-sama sampai tidak menyisakan sampah yang berserakan.
Pada perkemahan besar seperti Raimuna Nasional 2017 yang dilaksanakan menginap dalam tenda selama sekitar 10 hari, masalah sampah harus mendapatkan perhatian yang serius. Jika tidak, penumpukan sampah sangat mungkin dihasilkan.
Menyikapi ancaman masalah sampah selama Raimuna Nasional 2017 yang digelar 13-21 Agustus 2017 di Bumi Perkemahan Cibubur, Jakarta, Kwarda Jawa Timur mengusung tema Eco Camp atau perkemahan ramah lingkungan hidup.
“Dengan peserta sebanyak 15.000 orang Pramuka Penegak dan Pandega se Indonesia, potensi sampah yang dihasilkan sangat banyak,” kata Ketua DKD Jawa Timur Binar Bintang Putra Ananta.
Andalan urusan Lingkungan Hidup Kwarda Jatim Kak Mochamad Zamroni mengandaikan bahwa setiap peserta rata-rata menghasilkan sampah 0.5 Kg sampah per hari, maka selama pelaksanaan Rainas, akan terkumpul 52.500 Kg sampah atau berkisar 50 ton sampah. “Maka, penanganan sampah harus dimulai dari upaya pencegahan munculnya sampah,” tambah Kak Zamroni.
Upaya pencegahan munculnya sampah, menurut Kak Zamroni, bisa dilakukan dengan selalu makan dan minum menggunakan wadah yang bisa digunakan berulang kali. “Pembiasaan membawa tumbler atau botol minuman yang bisa digunakan berulang kali saat berkegiatan bisa menjadi cara jitu mengurangi sampah plastik,” tambah Kak Zamroni.
Lebih lanjut, Binar Bintang menjelaskan bahwa setiap kontingen cabang Jawa Timur pada Raimuna Nasional 2017 membekali tim mereka dengan bor biopori. Bor itu digunakan untuk membuat lubang resapan biopori di tapak kemah kontingen mereka. “Jadi sampah organik yang dihasilkan langsung dimasukkan ke dalam lubang resapan biopori yang dibuat itu,” terang Binar. (fan/ron)
Keterangan foto: Ketua DKD Jawa Timur Binar Bintang Putra Ananta saat memberikan pengarahan tema Eco Camp pada seluruh pimpinan umpi kotingen Jawa Timur – Raimuna Nasional 2017 di Cibubur