Tahun 2019 menjadi tahun penuh prestasi bagi Kak Eko Setiawan, pembina dan ketua Gudep 01.047 pangkalan SD Muhammadiyah Ponorogo, satu pangkalan dengan Gudep 01.048. Pasalnya, empat orang peserta didiknya lolos seleksi sebagai penerima Lencana Teladan untuk golongan pramuka siaga. Penghargaan itu dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Keempat Pramuka Siaga Teladan 2019 adalah Nikita Octavya Maharani, Warda Athira Sugiharto, Masruri Satriyo Kurniawan, dan Kenzie Darell Prasetya. Warda Athira Sugiharto dan Masruri Satriyo Kurniawan bahkan menerima langsung Lencana Teladan 2019 itu dari Kamabida Gerakan Pramuka Jatim Kak Khofifah Indar Parawansa, yang juga Gubernur Jatim.
“Prestasi yang diraih oleh keempat peserta didiknya itu bukanlah suatu kebetulan,” kata Kak Eko Setiawan, yang lahir di Ponorogo, 22 Desember 1980. Prestasi tersebut berawal dari suatu perencanaan dan keberlanjutan dalam pelaksanaan kepramukaan di gugusdepan yang berpangkalan di SD Muhammadiyah Ponorogo itu.
Kak Eko mengawali proses penyiapan peserta didik menjadi pramuka teladan itu dari musyawarah gugudepan (mugus). “Dalam menyusun program kerja melalui mugus, kami buat tujuan dan target yang jelas,” ujar Kak Eko. Setiap program yang direncanakan harus disesuaikan dengan tujuan dan target yang telah ditentukan.
Instrumen-instrumen yang mendukung dalam pencapaian tujuan dan target tersebut juga dibuat jelas. “Seperti kapan pencapaian siaga mula, bantu, tata serta tanda kecakapan khusus dan pramuka garuda golongan siaga,” terang anggota pramuka dengan nomor tanda anggota 221219800005 ini.
Dalam prosesnya, seluruh komponen sekolah dilibatkan. “Mulai majelis pembimbing gugusdepan, pembina satuan, guru serta orang tua dilibatkan dalam realisasi program yang dibuat itu. Masing-masing punya peran yang berbeda-beda,” tutur Kak Eko Setiawan, yang tinggal di Jl. Menur Gang Buntu 10, Kelurahan Ronowijayan, Kecamatan Siman,Kabupaten Ponorogo ini.
Banyak keterbatasn yang dirasakan oleh Kak Eko untuk membentuk pramuka siaga garuda dan pramuka siaga teladan. “Keterbatasan kita adalah usia, karena siaga yang hanya sampai usia 10 tahun menyebabkan pilihan untuk diajukan teladan hanya sedikit,” jelas Kak Eko Setiawan, yang lulusan S1 Universitas Muhammadiyah Ponorogo Tahun 2007 ini.
Keterbatasan mengenai pendeknya batas usia pramuka siaga itu bukan menjadi halangan baginya dan tim pembina pangkalan SD Muhammadiyah Ponorogo. “Untuk itu, mulai anak masuk usia siaga sudah dilakukan pembinaan secara rutin dengan latihan rutin satu minggu sekali,” kata Kak Eko Setiawan.
Inovasi program pun dibuat. “Ada kelas inspirasi. Kami undang alumni atau tokoh pramuka berprestasi untuk dapat menularkan semangat dan menceritakan pengalamannya sebagai pramuka,” terang pembina pramuka yang lulusan Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar 2011 di Pusdiklatda Jawa Timur ini.
Pembina yang juga lulusan Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan 2017 di Pusdiklatnas Cibubur ini juga aktif dalam beberapa kepengurusan dalam kepramukaan. Pada kepengurusan Kwarcab Kabupaten Ponorogo periode 2016-2020, Kak Eko dipercaya sebagai Andalan Urusan Pembina Putra Kwarcab Ponorogo.
Istri Diah Wahyu Tri Kurniawati ini juga menjadi pengurus Kwartir Ranting Ponorogo mulai tahun 2013 hingga sekarang. Kak Eko juga aktif sebagai pengurus Brigade Penolong 1302 Kwarcab Ponorogo. Kak Eko Setiawan tercatat sebagai pembina Gugusdepan 01.047 – 01.048 pangkalan SD Muhammadiyah Ponorogo sejak 21 Juli 2008.
Penulis: Mochamad Zamroni