Brigade Penolong 13 Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Timur menyelenggarakan Rapat Koordinasi Ketua Brigade Penolong se Jawa Timur pada Minggu (28/6/2020). Rapat yang digelar menggunakan aplikasi zoom meetingini diikuti oleh 38 kwarcab se Jatim, dengan total peserta 140 orang. Tentu dengan menerapkan protokol kesehatan setiap peserta rapat.
Rapat ini dibuka oleh Wakil Ketua Bidang Humas, Abdimas, Kemitraan dan Lingkungan Hidup Kwarda Jatim Kak Prof. Dr. Suyatno, M.Pd. Dalam sambutannya, Kak Suyatno menyampaikan bahwa para pimpinan brigade penolong kwartir cabang se-Jawa Timur perlu menjaga dukungan logistik.
“Jangan asyik di koordinasi saja. Segera keluar dan menolong. Lebih penting bagaimana aksi kita di luar. Kesolidan yang bagus akan mendapatkan hasil aksi yang bagus,” kata Wakil Ketua Bidang Humas, Abdimas, Kemitraan dan Lingkungan Hidup Kwarda Jatim Kak Suyatno.
Kak Suyatno menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 ini bersifat serial. “Kapan waktu selesainya? Kita bersama belum dapat mengetahui secara pasti. Namun yang pasti bisa kita cegah penularan dan penyebarannya melalui protokol kesehatan,” jelas Kak Suyatno.
Kak Suyatno juga menegaskan bahwa penyebaran COVID-19 bersifat algoritma. “Bisa diatasi dengan ketenangan jiwa, kekuatan batin dan dapat melakukan pertolongan dengan baik,” tegas Kak Prof. Dr. Suyatno, M.Pd. Pramuka juga dan masyarakat juga tidak boleh panik dan tidak meremehkan.
Banyak yang perlu ditangani oleh pramuka Jawa Timur melalui brigade penolong tiap kwarcab. “Dimensinya tidak hanya pencerahan protokol kesehatan, ekonomi, sosial, dan dimensi pendidikan. Jangan sampai anggota pramuka tertular,” imbuh Kak Suyatno dalam sambutannya.
Kak Suyatno juga berpesan bahwa brigade penolong pramuka tiap kwarcab se-Jawa Timur juga perlu merumuskan protokol kesehatan kegiatan kepramukaan. “Bagaimana penjagaan kesehatan, kemananan kegiatan, sehingga kegiatan pramuka dapat terlaksana dengan baik,” pesan Kak Suyatno.
Kwarda Jawa Timur melalui Brigade Penolong 13 juga akan terus mengupayak pemberian bantuan kepada kwartir cabang. “Sampai Juni 2020 sudah 2 tahap bantuan dana diberikan kepada kwartir cabang,” tutur Kak Prof. Dr. Suyatno, M.Pd.
Brigade penolong kwartir cabang juga dihimbau membuat papan nama dan poster kegiatan yang pernah dilakukan. “Sebarkan ke teman yang lain dan seluruh anggota brigade penolong se-Jawa Timur. Masa depan adalah jaringan kerjasama, informasi, dan komunikasi,” ujar Kak Suyatno.
Kak Dian Harmuningsih, Ketua Brigade Penolong 13 Kwarda Jawa Timur, juga menyampaikan peran Brigade Penolong 13 Kwarda Jatim dan pramuka peduli dalam masa new normal. “Peran ini meliputi eksternal organisasi Gerakan Pramuka lintas sektor dan internal Gerakan Pramuka,” kata Kak Dian Harmuningsih.
Adapun peran eksternal di antaranya dengan menjadi bagian dari tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di provinsi/kabupaten/kota/kecamatan dan desa/kelurahan setempat.
“Kita juga bisa siap sedia sebagai potensi pendukung dalam program pemerintah selama penanganan pandemi COVID-19 dan penyesuaian menuju kehidupan new normal,” tutur Kak Dian. Di antaranya dengan merealisasikan SPAB atau satuan pendidikan aman bencana.
Moderator rapat koordinasi daring, yang juga Sekretaris Brigade Penolong 13 Kwarda Jatim Kak Achmat Maskurochman, menjelaskan bahwa seluruh kwarcab sudah melaksanakan aksi pencegahan dan penanganan COVID-19. “Keterlibatan ini secara mandiri dari kwarcab atau ada juga keterlibatan dengan instansi lain,” jelas Kak Rochman.
Selain pembahasan COVID-19, dibahas juga tentang keorganisasian brigade penolong pramuka di Jawa Timur. Ketua Brigade Penololong Kwarcab Kota Surabaya Kak Sholihin menyampaikan bahwa perlu pembahasan standarisasi administrasi untuk diterapkan di seluruh kwarcab se-Jatim. Usulan
Beberapa Kwarcab seperti Magetan, Blitar, Bondowoso, Trenggalek, Kota Malang, Situbondo, dan Kota Batu juga memberikan usulan terkait standar operasional prosedur keorganisasian, dan pelatihan instruktur brigade penolong.
Ketua Brigade Penolong Kwarcab Magetan Kak Erick menambahkan bahwa perlu dibuat kurikulum standarisasi pelaksanaan Pendidikan Dasar Brigade Penolong. Direspon oleh Ketua Bidang Diklat Brigade Penolong 13 Kak Endang Sulistyowati bahwa Kwarda Jawa Timur sedang menyusun kurikulum tersebut.
Kak Yatno menutup rapat koordinasi dengan menegaskan bahwa bahwa COVID-19 harus ditangani dengan hati-hati. “COVID-19 belum ada obatnya. Untuk meminimalisir resikonya, perlu dengan protokol kesehatan yang ketat untuk menjaga diri kita tetap sehat,” tegas Kak Suyatno.
Brigade penolong pramuka di Jawa Timur saat melaksanakan pendidikan pelatihan dalam bentuk apapun juga harus berkoordinasi dengan pusat pendidikan dan pelatihan (pusdiklat) kwartirnya. “Kewenangan pelaksanaan diklat ada di pusdiklat kwartir,” pungkas Kak Suyatno.
Penulis: Achmat Maskurochman, Azelin
Penyunting: Mochamad Zamroni