Diantara kebahagiaan bagi seorang pembina pramuka adalah melihat adik didiknya berprestasi. Seperti yang dirasakan oleh Kak Nurcahyanto, yang akrab dipanggil Kak Anto. Dia pembina Gudep 01.133-01.134 pangkalan SDN 4 Penganjuran Banyuwangi dengan beragam prestasi.
Diantara prestasi itu adalah Juara 2 Lomba Gugusdepan Unggul Nasional 2019, Juara 2 Festival Penggalang Ceria Putra Nasional 2019, Juara 3 Festival Penggalang Ceria Putri Nasional 2019, Juara 1 Lomba Gugusdepan Unggul Provinsi Jawa Timur 2018, Juara 1 Lomba Gugusdepan Unggul Kabupaten Banyuwangi 2017, dan Juara 1 Indonesia Scout Challenge 2015.
“Saya adalah lulusan Workshop Litbang Kwarda Jatim 2010 di Trawas, Mojokerto. Sistem workshop yang kembali ke alam dan menghasilkan secara nyata kegiatan Pramuka yang menarik dan menyenangkan,” kata pembina pramuka Banyuwangi, 12 Oktober 1979.
Dia mengaku bahwa semua program gugusdepannya banyak terinspirasi melalui program litbang itu. “Dimana peran serta dewan galang sangat vital dalam ikut serta urun rembug rencana program kegiatan. Meskipun penggalang SD dalam proses masih didampingi pembina,” ujar Kak Anto, lulusan Kursus Pelatih Pembina Pramuka Mahir Dasar (KPD) ini.
Mengenai gudep unggul dia mengaku banyak hal yang harus disiapkan dan sudah menjadi rutinitas gudepnya. “Untuk gudep unggul, kami menyiapkan sumberdaya manusia dan perencanaan matang. Selalu catat hasil kegiatan buat laporan dan dokumentasi. Selalu berinovasi dalam setiap kegiatan,” kata Kak Anto, yang pernah mengikuti Workshop Gudep Ramah Lingkungan Kwarda Jatim ini.
Baginya, menjadi pembina gugusdepan penuh dengan tantangan. “Tantangan bagi pembina pramuka adalah memahami sejatinya Gerakan Pramuka dan manfaatnya. Harus sering sharing antar pemangku kepentingan untuk ini,” ujar Kak Anto, yang juga pernah mengikuti Workshop SIPA Kwarda Jatim ini.
Menurutnya, Gerakan Pramuka adalah sebuah wadah untuk mengembangkan potensi diri yang bertujuan untuk mendapatkan kegembiraan dan kebahagiaan. “Jika kita sudah merasa tidak bahagia dengan berproses dalam Gerakan Pramuka, maka ada yang salah dalam prosesnya,” tambah pembina pendamping kontingen Banyuwangi pada Jamda Jatim 2019 ini.
Tetap menjaga kekompakan semua pemangku kepentingan gudep menjadi modal utama mewujudkan gudep unggul. “Tanpa adanya sinergi dan kerjasama, tidak akan bisa terwujud maksimal. Kami, bahkan bermitra dengan pangkalan lain untuk inovasi. Kejenuhan bergiat harus dihindari,” kata pembina pramuka yang sedang merintis Saka Kalpataru Kwarcab Banyuwangi ini.
Penulis: Mochamad Zamroni