Hasil memang tidak akan mengkhianati usaha yang dilakukan. Semakin serius usaha yang dilakukan, maka semakin indah pula hasil yang akan diraih. Hal tersebut sudah dibuktikan oleh Pertiwi Eka Putri Handayani, anggota pramuka Gugusdepan 13.032 pangkalan SDN Tanah Kalikedinding I Surabaya.
Gadis sedikit bicara dan banyak kerja ini berhasil meraih segudang prestasi lingkungan hidup. Di antaranya prestasi Eco Student (Elementary) of the Year 2019, yang dia terima dari Walikota Surabaya Tri Rismaharini pada Awarding Surabaya Eco School 2019, Sabtu (7/12/2019) di Graha Sawunggaling lantai 6 gedung Pemkot Surabaya.
Siswa yang akrab disapa Tiwi atau Pertiwi ini memulai kegiatan lingkungan ketika terpilih menjadi perwakilan kelas untuk menjadi tim Surabaya Eco School Arkensi (Arek Kedinding Siji). Bermula dari ditunjuk secara acak itulah yang mengubah cara hidup Pertiwi Eka Putri Handayani.
“Awalnya setengah hati karena belum tahu. Kemudian saya menjadi suka melakukan aksi lingkungan di sekolah dan rumah. Keluarga saya sangat mendukung,” ujar Pertiwi Eka, yang lahir di Surabaya, 14 Juli 2008. Menurutnya yang membuat betah menjalani program lingkungan hidup adalah kekompakan seluruh kader lingkungan.
Pertiwi mengambil contoh ketika ada kerja bakti yang dilakukan bersama banyak orang, maka tidak akan terasa capek dan membosankan. Bahkan penghobi menulis dan membaca ini merasa ketagihan ketika melakukan kegiatan lingkungan apalagi dengan dilakukan bersama.
Dalam perjalanan mengikuti program peduli lingkungan, Pertiwi mengalami masa pasang surut. Bahkan dia sempat mengaku down ketika gagal melaju sebagai finalis pengeran dan puteri lingkungan.
“Saya sempat merasa malas sejenak setelah gagal mencapai final Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2019, tapi kembali termotivasi dan terus aktif melakukan aksi lingkungan,” ujar Pertiwi Eka Putri Handayani, yang menjabat wakil pemimpin salah satu regu di Gugusdepan 13.032.
Bahkan Pertiwi berhasil mengajak serta keluarganya untuk berperan aktif merealisasikan keluarga hijau setiap harinya. Keberanian mengambil keputusan serta konsistensi untuk tidak menyerah, dan terus berusaha pasca gagal, ternyata berbuah manis nan legit.
Hasilnya, dia justru berhasil meraih prestasi sebagai Keluarga Hijau Terbaik 2019 pada Grand Final Pangeran dan Puteri Lingkungan Hidup 2019 di Graha Sawunggaling. “Saya dan keluarga tidak pernah menyangka sebelumnya bahwa Tuhan Yang MahaEsa memiliki rencana indah lain di setelah saya gagal tapi terus berusaha keras sesudahnya,” kata Pertiwi.
Kegigihan pertiwi semakin membuahkan hasil ketika dia ditunjuk sebagai direktur tim Surabaya Eco School 2019. “Bagi saya, ditunjuk sebagai direktur Surabaya Eco School 2019 SDN Tanah Kalikedinding I merupakan wadah bagi dia untuk mengembangkan kemampuan diri lebih lanjut,” kata siswa kelas 5 sekolah yang berlokasi di Jalan Kalilom Lor Indah 1-3.
Aksi lingkungan yang paling digemari oleh Pertiwi adalah ketika dia berinteraksi langsung dengan masyarakat untuk melakukan kegiatan lingkungan hidup. Menurutnya, berinteraksi langsung ke masyarakat adalah cara paling ampuh untuk mengajak orang peduli lingkungan.
“Saya sering memberikan penjelasan pentingnya peduli lingkungan dan mengajak masyarakat khususnya tetangga untuk berperan aktif menyelamatkan lingkungan,” jelas putri pasangan Dheny Setyawan Eko P dan Jumiasih ini.
Berbagai posting-an akun instagramnya memuat beragam aksi Pertiwi bersama keluarga, hingga tetangga rumah. Pertiwi juga ingin membuktikan bahwa ikhtiarnya menjaga lingkungan hidup tidak hanya di sekolah namun juga di rumah. Sebagai Direktur Tim Eco School Arkensi 2019, Pertiwi merupakan role model yang sesuai.
Bagaimanapun perjuangan Pertiwi tidak sendirian untuk merealisasikan program Surabaya Eco School 2019 di sekolahnya. Dukungan kuat dari orang tua adalah modal penting yang dimiliki oleh Pertiwi. Dheny Setyawan, ayahnya, ialah orang yang sangat mendukungnya. Dialah sosok penyemangat Pertiwi untuk semangat melakukan aksi lingkungan.
Dheny Setyawan mengaku sudah terbiasa dengan aksi peduli lingkungan sebelum Pertiwi dikenalkan di sekolahnya. “Kebetulan dia terpilih menjadi ketua, sekalian kita kerja bareng kompak. Seperti belanja ke supermarket pakai kantong sampai koordinir tetangga untuk mengumpulkan jelantah. Bahkan tetangga rumah bilang bahwa kami keluarga pengepul,” ujar Dheny Setyawan
Keluarga yang bertempat tinggal di Bulak Setro Utara II ini memang sangat konsisten untuk melakukan gerakan peduli lingkungan. Bahkan setelah program Surabaya Eco School 2019 berakhir, keluarga kompak ini masih aktif mengumpulkan jelantah, mengolah sampah dan membiasakan zero waste dalam kehidupan sehari-hari.
Penulis: Fatih Abdul Aziz
Penyunting: Mochamad Zamroni
Mantap…… Terimakasih Kwarda Jatim yang telah mengapresiasi peserta didik kami. Semoga membawa kebaikan dan berkah