Ngawi – Hidup sebatang kara di rumah tua yang nyaris roboh, Mbah Misiyem akhirnya bisa menghembuskan napas lega. Lansia renta asal Dusun Sambipasar, Desa Jambangan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi ini menjadi salah satu calon penerima bantuan pemugaran Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dalam program Perkemahan Wirakarya 2025 yang digagas oleh Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Timur.
Senin, 16 Juni 2025, Tim Survei RTLH dari Kwarda Jatim mendatangi langsung kediaman Mbah Misiyem. Kondisi rumah sangat memprihatinkan—dinding dari papan reyot, atap bocor, lantai tanah yang becek saat hujan, serta tidak memiliki MCK yang layak. Mbah Misiyem menjalani hari-harinya dengan makan seadanya, tanpa penghasilan, dan hanya bergantung pada uluran tangan para tetangga yang masih peduli.
Usianya yang sudah renta membuat Mbah Misiyem tidak lagi mampu bekerja. Namun semangat hidup dan keteguhan hati terpancar dari wajahnya. Ketika menerima kabar bahwa rumahnya akan diperbaiki oleh Gerakan Pramuka Jawa Timur, ia hanya bisa meneteskan air mata haru.
Tim survei yang terdiri dari perwakilan Kwarda Jatim, Kwartir Cabang Ngawi, pemerintah desa, tim teknis, dan konsultan pembangunan menilai bahwa rumah Mbah Misiyem sangat layak untuk mendapat prioritas pemugaran. Survei ini merupakan bagian dari rangkaian program Perkemahan Wirakarya 2025 yang akan memugar 143 rumah tidak layak huni di seluruh Jawa Timur.
Selain pemugaran rumah, kegiatan ini juga akan melibatkan aksi-aksi sosial lain seperti pemeriksaan kesehatan gratis, donor darah, pembersihan lingkungan, pembersihan fasilitas umum, hingga Pramuka Mengajar. Semua kegiatan akan melibatkan ratusan Pramuka Penegak dan Pandega dari berbagai daerah sebagai bentuk pengabdian langsung kepada masyarakat.
Melalui kegiatan ini, Gerakan Pramuka menunjukkan bahwa pengabdian tidak sekadar simbol, tetapi nyata hadir di tengah masyarakat yang paling membutuhkan. Bagi Mbah Misiyem, bantuan ini bukan hanya tentang rumah baru, tetapi tentang harapan dan rasa dihargai di masa tuanya.
Pusdatin Kwarda Jatim